Saturday, 28 November 2015

-Tiger Liliy (Ragnarok)-

-Tiger Liliy (Ragnarok)-
Source : aldo-tobing blogspot, dan berbagai sumber
Urban legend atau legenda ataupun dongeng biasanya ada dimasyarakat namun urban legend kali ini datang dari dunia game online. Disalah satu game online Ragnarok terdapat sebuah urban legend yang cukup dikenal, boleh percaya boleh tidak atau mungkin sebagian dari kita telah mengetahuinya dan inilah ceritanya.
Cerita ini saya dapat dari diskusi di salah satu private server dan ini benar-benar kejadian langka, baru kali ini saya mendengar tentang cerita hantu di dunia game online.
Intro
Dulu pada saat Ragnarok pertama kali dibuka bahkan job 2 pun belum muncul, ketika itu di server Filipina. Tiger Lily itulah nick dari seorang Novice perempuan, sampai sini semua masih terdengar normal saja namun apa yang menyebabkan Tiger Lily begitu disoroti?
Tiger Lily selalu duduk di dalam bangunan penghubung antara desa orc dengan orc dungeon, mukanya selalu menghadap ke tembok, dia tidak pernah chat namun terkadang mengeluarkan emoticon, dia tidak pernah kemana-mana selalu disana dari pagi hingga malam. Banyak yang beranggapan itu hanya player iseng. Yang membuatnya misterius adalah ketika kita hendak menghampirinya, ia akan menjawab "go away, go away from me (nama asli kita)." Entah dari mana Tiger Lily tau nama asli orang yang menghampirinya. Namun bukan hanya sekedar tau nama asli, setelah Tiger Lily menyuruh kita pergi, char kita akan DC, internet putus dan lampu kedap kedip bahkan ada yang hingga mati lampu. Benar-benar suatu mimpi buruk untuk player Ragnarok.
Setelah dicek dari pihak developer ternyata Tiger Lily bukanlah NPC melaikan ID pemain biasa yang terdaftar namun dengan biodata yang tidak jelas dan akhirnya menjadi misteri. Dari sebuah sumber mengatakan Tiger Lily ini sebenarnya adalah seorang player biasa, seorang wanita dan yang jadi masalah adalah dia meninggal di depan PC nya saat bermain Ragnarok. Pada tahun 2004 setelah itu selama 100 hari kematiannya banyak hal aneh yang terjadi dan char Tiger Lily tidak pernah tercatat online di server dan katanya sebagian besar orang yang bertemu dengan Tiger Lily tidak punya kesempatan hidup untuk menceritakannya dan sebagian lagi dari mereka menjadi frustasi karena mimpi buruk yang berkata Tiger Lily sering menghantui mereka lewat mimpi.
Hingga saat ini Tiger Lily masih menjadi misteri dan urban legen di kalangan pemain Ragnarok, kalian bisa cek cerita lengkap Tiger Lily yang ditulis beberapa forum Ragnarok. Siapa sebenarnya Tiger Lily?
Tiger Lily juga diangkat menjadi sebuah komik pada Kontes komik yang diadakan developer IDRO.
-Setelah cerita misteri ini diselidiki, ternyata ada sebuah kisah dibalik semuanya, simak cerita berikut ini :
Tiger lily sebenarnya seorang player biasa, seorang wanita, yang bisa di bilang cantik. Namun, yang menjadi akar dari semua kisah ini adalah Tiger Lily meninggal di depan CPUnya pada saat main RO.
Setelah kematiannya itu selama 100 hari berikutnya banyak kejadian2 aneh terjadi... dan salah satunya cerita misterius di atas
Tiger Lily ternyata tidak ada di list char-server (list player yang sedang online) milik server Ragnarok Filipina, dan yang paling mengerikan adalah sebagian besar player yang bertemu dengan Tiger Lily, tidak mau menceritakan lebih banyak tentangnya, penyebabnya adalah Tiger Lily berulang kali masuk dalam mimpi mereka dan mengakibatkan paranoid yang berlebihan.

Wednesday, 18 November 2015

Laughing Jack

Source : Creepypasta
Translated & Retold by : X-Lone (seven-creepy.blogspot.com )
Shared by : Revenant
Saat itu adalah hari yang indah di musim panas, anakku yang berumur 5 tahun James sedang bermain di halaman belakang rumah kami yang berada di pinggiran kota. James adalah anak yang pendiam, dia sering bermain sendirian, dia tidak pernah punya banyak teman, tapi dia selalu mempunyai imajinasi yang menyeramkan. Aku sedang memberi makan anjing ku Fido di dapur, saat aku mendengar suara James berbicara dengan seseorang di halaman belakang. Aku tidak tahu siapa yang berbicara dengannya, apakah dia akhirnya sudah mempunyai teman? Menjadi ibu tunggal, sulit jika aku harus selalu mengawasi anakku, jadi aku memutuskan untuk ke halaman belakang dan mengeceknya.
Saat aku sampai di halaman belakang aku sedikit bingung, karena hanya ada James disana. Apakah tadi dia berbicara dengan dirinya sendiri? Aku berani bersumpah aku mendengar suara orang lain tadi. "James, waktunya masuk ke dalam rumah." Panggilku padanya. Dia masuk dan duduk di meja makan, pada saat itu adalah waktu makan siang maka aku membuatkannya sandwich kalkun. "James, siapa yang kau ajak bicara di luar tadi?" Tanyaku. James mendongak sejenak, "Aku bermain dengan teman baruku," Jawab James sambil tersenyum. Aku menuangkannya segelas susu dan melanjutkan mengungkit hal itu kembali, seperti yang biasa dilakukan ibu yang baik. "Apakah temanmu punya nama? Kenapa kamu tidak mengajak dia untuk makan siang bersama? " Tanyaku
James menatapku sejenak dan menjawab "Namanya adalah Laughing Jack." Aku sedikit bingung dengan apa yang dikatakannya." Oh? itu adalah nama yang aneh. Seperti apa temanmu?" Aku bertanya dengan bingung."Dia adalah badut. Dia mempunyai rambut panjang dengan hidung kerucut yang besar. Dia mempunyai lengan yang panjang dan mengenakan celana yang longgar, dan kaus kaki belang, dan dia selalu tersenyum."
Aku sadar bahwa anakku berbicara tentang teman imajinasi nya. Aku pikir normal untuk anak pada umurnya untuk mempunyai teman khayalan, terlebih saat dia tidak mempunyai teman untuk bermain.Ini mungkin hanyalah tahap saat dia masih anak anak.
Hari itu berlalu seperti biasa, sudah hampir larut,maka aku membawa James ke tempat tidur. Aku menyelimutinya, memberikan dia ciuman, dan memastikan untuk menyalakan lampu malam sebelum aku menutup pintu.Aku sangat lelah, jadi aku memutuskan untuk segera tidur tidak lama setelah itu. Aku mendapat mimpi buruk yang mengerikan...
Gelap.. aku berada di taman hiburan yang sudah tidak bekerja. Aku takut, berlari melalui ladang tidak berujung yang berisi tenda tenda kosong, wahana yang rusak, dan pondok permainan yang terabaikan.Semua tempat terlihat mengerikan. Semuanya berwarna hitam dan putih, boneka terlihat tergantung tali di pondok pondok permainan, dengan senyuman menyeramkan dijahit di wajah boneka boneka tersebut. Aku rasa seperti sekeliling taman hiburan melihatku, walaupun tidak ada makhluk hidup yang terlihat disana. Kemudian tiba tiba, aku mulai mendengar musik menyala.
Suara lagu Pop Goes the Weasel dari sebuah pemutar musik menggema keseluruh taman hiburan, suara itu menghipnotisku. Aku mengikuti lagu menuju ke tenda sirkus hingga hampir tidak sadarkan diri, tidak dapat menghentikan kakiku untuk terus berjalan ke depan. Dalam keadaan gelap gulita, cahaya satu satunya datang dari satu sorotan lampu yang berasal dari dalam tenda sirkus.
Musik bertambah lambat saat aku berjalan menuju cahaya tersebut, aku menyadari diriku bernyanyi tanpa bisa berhenti.
“All around the mulberry bush
The monkey chased the weasel
The monkey thought was all in fun…”
Musik berhenti tepat sebelum klimaks, dan tiba tiba cahaya tersebut mengarah kepadaku. Intesitas cahaya sangat menyilaukan mataku, yang bisa aku lihat hanyalah bayang bayang hitam yang menuju ke arahku. Dan bayangan lainnya muncul, dan muncul, dan muncul lagi. Hingga ada selusin dari mereka, semua bergerak menuju ke arahku. Aku tidak bisa bergerak, kakiku beku, semua yang aku bisa lakukan hanyalah melihat bayangan bayangan tersebut datang mendekat. Setelah mereka lebih dekat aku bisa melihat.... MEREKA ADALAH ANAK ANAK! Setelah aku melihat satu persatu dari mereka, aku memperhatikan mereka semua cacad dan dengan tubuh yang termutilasi . Ada yang mempunyai luka benda tajam di sekujur tubuh, dan ada yang mempunyai luka bakar yang amat parah,dan yang lainnya kehilangan anggota tubuhnya, bahkan mata! Anak anak itu mengerubungiku, mencakar tubuhku, menyeretku ke tanah, dan merobek tubuhku hingga ke dalam. Saat anak anak itu merobek dan mencabik tubuhku, aku menghilang secara perlahan, yang bisa kudengar hanyalah tawa, tawa yang mengerikan dan jahat.
Aku bangun pada pagi harinya dengan keringat dingin. Setelah mengambil nafas dalam dalam, aku berbalik ke samping dan melihat action figure milik James di atas rak yang semuanya menghadap ke arahku. Aku mendesah, James mungkin telah bangun lebih pagi dan menaruh mainannya disini. Aku mengumpulkan mainan James dan berjalan ke kamar James, namun ketika aku membuka pintu, James sedang tertidur.
Aku hanya mengangkat bahu dan meletakkan mainan James pada tempatnya, dan beranjak ke ruang tamu. Sejenak setelah itu James terbangun dan aku menyiapkan sarapannya. Dia terlihat diam dan sedikit grogi,barangkali dia tidak tidur nyenyak. Aku memutuskan untuk menanyakannya tentang mainan tersebut "James anakku, apakah kamu menaruh mainanmu di kamarku tadi pagi?"
Matanya terangkat sejenak dan secepatnya melihat ke sereal nya kembali. "Laughing Jack yang melakukannya." Aku menanggapi, "Baiklah, beritahu 'Laughing Jack' itu untuk menjaga mainanmu tetap di ruanganmu."James mengangguk dan menghabiskan sarapannya, kemudian pergi ke halaman belakang.
Aku bersantai di ruang tamu dan terbawa kantuk, sehingga aku terbangun 2 jam setelah itu. "Sial! Aku harus memeriksa James." Aku sedikit khawatir, sudah 2 jam lamanya sejak aku tidak mengawasinya.Aku melangkah keluar ke halaman belakang, tapi James tidak berada disana lagi. Aku sangat khawatir dan aku berteriak "JAMES! JAMES! DIMANA KAMU?!" Setelah itu aku dengar suara tertawa dari halaman depan. Aku membuka pagar dan melangkah ke depan rumah. James sedang duduk di tepi jalan. Aku bernafas lega dan menghampirinya. "James sudah berapa kali aku memberitahu mu untuk tetap di halaman bela... James, apa yang sedang kamu makan?" James melihatku dan mengeluarkan segenggam permen warna warni dari kantongnya. Ini membuatku sangat gugup, "James, siapa yang memberikanmu permen?" James hanya menatapku dan tidak berbicara. "JAMES!, kumohon, beri tahu mama darimana kamu mendapatkan permen permen itu?!" James mengatakan "Laughing Jack memberikannya padaku." Aku berlutut untuk menatap matanya, "James, aku sudah muak dengan hal hal tentang Laughing Jack, DIA TIDAK ADA! sekarang di situasi yang serius ini dan aku ingin tahu siapa yang memberikanmu permen!"
Aku melihat anakku meneteskan air mata, "Tapi mama, Laughing Jack yang MEMBERIKANNYA padaku." Aku menutup mata dan mengambil nafas dalam dalam, James tidak pernah berbohong kepadaku tetapi hal yang dikatakanya adalah hal yang tidak mungkin. Aku menyuruhnya untuk melepehkan permen permen itu, dan aku membuang sisanya. Mungkin aku terlalu berlebihan menanggapinya, bisa saja dia mendapatkannya dari Tom dan Linda dari rumah sebelah, atau dari Mr. Walker diujung jalan.
Aku akan lebih ketat mengawasi James. Malam itu aku menidurkan James seperti biasa, dan aku memutuskan untuk tidur lebih awal.
Tiba tiba aku terbangun oleh suara bantingan pintu dari dapur. Aku beranjak dari tempat tidur dan dengan segera menuruni tangga. Saat aku sampai di dapur, aku takut. Semua benda dari arah berlawanan telah terlempar ke lantai, dan anjingku Fido telah mati tergantung . Perut nya telah dirobek dan diisi permen, sama seperti permen yang James makan pada waktu itu.Terkejutanku ditambah suara teriakan keras yang berasal dari kamar James diikuti suara
bantingan yang amat keras. Dengan cepat aku mengambil pisau dari lemari dan menaiki tangga dengan kecepatan yang hanya dimiliki seorang Ibu yang mempunyai anak yang sedang dalam bahaya. Aku mendobrak pintu dan menyalakan lampu kamar. Semua benda di kamar berantakan dan terbanting ke lantai, anakku yang malang diatas tempat tidurnya menangis dan ketakutan.Aku membawa anakku dan berlari keluar rumah dan pergi ke rumah sebelah ke rumah Tom dan Linda, untungnya mereka masih belum tertidur. Mereka membolehkan ku menggunakan telponnya dan aku menelpon polisi.
Tidak memakan waktu lama hingga polisi datang, dan aku menjelaskan apa yang terjadi, mereka menganggapku gila. Mereka memeriksa seisi rumah dan hanya menemukan anjing yang mati dan 2 ruangan yang berantakan. Polisi itu memberitahu ku bahwa seseorang melakukan semua itu sebelum melarikan diri dengan cepat saat dia mendengarku menaiki tangga. Aku tahu itu tidak benar. Semua pintu sudah dikunci, dan tidak ada satupun jendela yang terbuka, Siapapun yang melakukan itu tidak mungkin datang dari luar rumahku.
Keesokan harinya James tetap di dalam rumah, aku tidak ingin dia hilang dari pengawasanku. Aku masuk ke garasi dan menemukan monitor bayi lama milik James dan memasangnya di ruangannya, jika siapapun ke kamarnya malam ini, aku akan dapat mendengarnya. Aku pergi ke dapur dan mengambil pisau besar dari lemari dan menaruhnya di atas laci ku. Teman khayalan atau tidak, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti anakku.
Akhirnya malam datang. Aku menidurkan James, dia takut, tapi aku berjanji kepadanya bahwa aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padanya. Aku menyelimutinya, dan memberikan dia kecupan, dan menyalakan lampu malam. Sebelum menutup pintu aku berbisik kepadanya "Selamat malam James, Mama menyayangimu."
Aku mencoba untuk tetap terbangun selama yang kubisa, tapi setelah beberapa jam aku kalah dengan rasa kantukku. Anakku akan aman untuk malam ini dan aku butuh tidur. Tetapi saat aku membaringkan kepalakuu ke bantal, aku mendengar suara pelan dari monitor bayi yang aku taruh di atas laci. Saat pertama terdengar terganggu, seperti suara yang biasa terdengar dari radio. Kemudian berubah menjadi suara rintihan. Apakah James sedang tidur? Kemudian aku mendengarnya, tawa dari mimpi burukku, tawa yang mengerikan itu. Aku beranjak dari tempat tidur dan mengambil pisau dari bawah bantal. Aku bergegas ke kamar James, dan mendobrak pintu. Aku mencoba untuk menyalakan lampu, tapi tidak bisa dinyalakan. Aku melangkah masuk dan aku dapat merasakan cairan kental hangat di kakiku. Tiba tiba lampu malam James menyala dan aku dapat melihat kengerian yang amat sangat di depanku.
Tubuh James terpaku di dinding, paku paku tersebut menembus tangan dan kakinya. Dadanya tersobek dan organ dalamnya berceceran ke lantai. Mata dan lidahnya telah tiada serta hampir dari seluruh giginya tercabut. Aku merasa jijik, aku hampir tidak percaya ini adalah anakku sayang. Kemudian aku mendengarnya lagi, suara rintihan putus asa. JAMES MASIH HIDUP! Anakku, anakku yang malang, saat merasakan begitu banyak rasa sakit dia masih berusaha untuk hidup. Aku keluar ruangan dan muntah di lantai, tetapi terganggu oleh suara tawa kecil yang mengerikan yang datang dari belakangku. Aku berpaling saat masih membersihkan cairan pahit di mulutku, kemudian muncul dari bayang bayang, iblis yang membuat semua kengerian ini, Laughing Jack. Kulit putih hantunya dan tertutup rambut hitam menjuntai ke pundaknya. Dia mempunyai mata putihnya yang mencekam dan dilingkari lingkaran hitam. Senyuman gilanya yang memperlihatkan gigi bergerigi tajam, dan kulitnya tidak terlihat seperti kulit sungguhan, kulitnya hampir terlihat seperti karet atau plastik. Dia mengenakan pakaian lusuh berwarna hitam dan putih, dengan lengan dan kaus kaki belang. Tubuhnya pun tidak masuk akal, lengannya yang panjang hingga melewati pinggang dan cara dia menyeimbangkan tubuh membuat dia terlihat seperti tidak bertulang, seperti boneka kain. Dia tertawa jijik untuk menunjukkan kepadaku betapa senangnya dia melihat reaksiku terhadap 'kerjaannya'. Lalu dia memutar balik menuju ke depan tubuh James dan mulai tertawa kembali ke pemandangan mengerikan yang telah dia tata. Sudah cukup untuk menerorku!, aku membentak, "MENJAUHLAH DARI ANAKKU, DASAR KAU BEDEBAH!" Aku berlari ke arah monster itu dengan mengangkat pisau dibawah kepalaku, dan menusuknya, tetapi saat pisau menyentuhnya, dia menghilang menjadi asap hitam. Pisau yang telah gagal membunuh monster itu, masih terus mengarah dan menembus jantung James yang masih berdetak, memercikkan darah hangat ke wajahku...
Tidak... apa yang telah aku lakukan? Anakku, aku membunuh anakku! Seketika aku menjatuhkan lututku, dan aku dapat mendengar sirine polisi di kejauhan semakin kencang...
Anakku,anakku manis, anakku sayang... Mama telah berjanji mama akan melindungimu.... tapi aku gagal..... Maafkan mama James.... Mama sangat sangat menyesal.....
Polisi segera sampai dan menemukanku di depan anakku, masih memegang pisau yang bersimbah darah anakku. Pengadilan berjalan secara singkat, aku terduga karena penyakit jiwa. Aku ditempatkan di Phiropoulos House khusus kriminal yang berdasar penyakit jiwa, disanalah aku berada sejak 2 bulan yang lalu. Bagiku, disini tidak terlalu buruk, satu satunya alasan aku bangun sekarang karena ada seseorang yang memainkan lagu Pop Goes The Weasel dari luar jendelaku..... Aku akan memberi tahu suster tentang ini besok pagi...

Sunday, 8 November 2015

Corpse loli 6

Kuambil posisi duduk di pinggir tempat tidur dan bersiap untuk bercerita. Aku memang terbiasa menceritakan sebuah dongeng pada Chiva sebelum ia tidur, karena ia memang selalu menyukai cerita sebelum tidur.
Namun kini rasanya menjadi terasa aneh sekali, karena ini adalah pertama kalinya aku menceritakan sebuah cerita di pagi hari yang beku ini.
"Pada zaman dahulu kala, disaat orang-orang belum mengenal tulusan selain coretan pada dinding, hiduplah putra-putra Adam.
Untuk membuktikan kesetiaan mereka pada Tuhan, Adam memerintahkan putra-putra mereka untuk memberikan sebuah persembahan.
Qabil adalah putra pertama Adam, ia memberikan persembahan pada Tuhan berupa sisa hasil pertaniannya. Qabil memilih tumbuhan dan buah-buahan yang tidak laku dijual di pasar, karena ia menganggap bahwa Tuhan akan menerima semua persembahan tak peduli seburuk apapun itu.
Namun berbeda dengan kakaknya, Habil sangat mencintai Tuhannya. Ia memberikan persembahan dengan salah satu hewan ternak terbaiknya.
Ia menyembelih Dombanya yang paling besar dan paling ia sayangi. Karena ia berpikir bahwa Tuhan yang Maha Agung tentu saja harus diberikan sesembahan yang paling baik.
"Qabil dan Habil? bukannya nama kedua putra Adam adalah Cain dan Abel?"
Tak kusangka, Candy akan menyela ceritaku begitu saja, ia sangat berbeda dengan Chiva yang akan menunggu ceritaku sampai akhir kata sambil menyimpan semua pertanyaan di dalam kepalanya, lalu ia akan memberondongku dengan puluhan pertanyaan setelah ceritaku berakhir.
Candy malah sebaliknya, ia tak memiliki kesabaran untuk melakukannya, setelah dipikir-pikir ia benar-benar mirip dengan orang itu.
"Nama Qabil dan Habil adalah nama yang digunakan oleh orang arab, dan kata itulah yang digunakan dalam kitab suci umat muslim."
Candy membulatkan mulutnya, ia cepat mengerti dan kembali mengambil posisi siap mendengarkan.
"Boleh aku lanjutkan?"
Candy mengangguk sambil sedikit takut, ia membuatku sedikit merasa kesal karena baru kali ini ada yang berani menyela ceritaku di pertengahan cerita.
Meskipun aku mencoba menyembunyikannya, tetapi sepertinya raut wajahku telah terbaca oleh Candy
"Baiklah kalau begitu akan kulanjutkan.
Ketika dua persembahan itu di letakkan pada sebuah altar dari batu-batu yang disusun, dari langit muncullah sebuah cahaya putih menyilukan.
Cahaya itu bagaikan api, membakar dengan cepat benda apapun yang disentuhnya, akan tetapi ia tidak sepanas api. Ia hanya terasa bagaikan segelas air hangat. Cahaya itu bergerak cepat menyambar altar batu tempat persembahan diletakkan, lalu kembali terbang ke langit tempat ia berasal.
Apa yang diambil Cahaya itu adalah domba persembahan Habil, dan apa yang ia tinggalkan adalah hasil pertanian milik Qabil.
Qabil yang tidak diterima karena persembahannya tidak diterima oleh Tuhan menjadi gelap mata. Ia kemudian melakukan sebuah dosa yang belum pernah dilakukan oleh manusia sebelumnya..."
Kuputus ceritaku di tengah jalan, mengambil nafas panjang sejenak sebelum akhirnya mulai bercerita kembali.
Sementara itu Candy kini berubah menjadi setenang Chiva ketika ia mendengar ceritaku. Tapi berbeda dengan gadis itu, Candy terlihat lebih khusyuk dan tidak tersenyam-senyum memikirkan pertanyaan sulit untuk membuat kepalaku pening.
"Apa Papa haus?"
Kugelengkan kepalaku, untuk sejenak aku seperti kehabisan kata-kata. Wajah mungil Candy mengingatkanku pada bayang-banyang masa lalu yang berusaha untuk kuhapus. Ia bagaikan perwujudan hantu masa lalu yang tidak ingin kutemui.
"Tidak Candy... Aku tidak haus, oh ya sampai dari mana kita?
Oh sekarang aku ingat...
Dosa Qabil yang belum pernah dilakukan oleh manusia sebelum ia adalah pembunuhan. Dengan menggunakan salah satu batu yang digunakan untuk membangun Altar, Qabil memecahkan kepala Habil sampai hancur berkeping-keping.
Setelah melakukan dosa pertamanya itu, Qabil tersadar akan kesalahannya. Ia kini kebingungan dengan mayat saudaranya. Kemanakah ia akan menyembunyikannya? Dimanakah ia harus menyembunyikannya dari keluarganya?
Tiba-tiba ketika Qabil masih dibingungkan oleh perbuatannya, sepasang gagak yang entah dari mana muncul. Mereka bertarung satu dengan yang lainnya sampai salah satu dari mereka mati, sepasang gagak itu membuat Qabil seolah-olah melihat bayangannya sendiri. Qabil merasa tertarik dengan kedua gagak itu dan terus mengamati mereka.
Salah satu gagak yang hidup menyeret tubuh gagak mati pada sebuah tanah lunak, gagak yang masih hidup menggaruk-garuk tanah. Ia terus-menerus menggaruk-garuk tanah tempatnya berada, sampai kemudian sebuah lubang muncul di tanah.
Gagak yang masih hidup memasukkan gagak mati pada lubang itu, lalu menguburkannya. Seolah-olah mendapatkan petunjuk dari sepasang gagak yang berkelahi itu, Qabil akhirnya melakukan hal yang sama pada mayat Habil.
Kematian Habil adalah pembunuhan, serta kematian manusia pertama yang ada di dunia ini. Hal itu berhasil membuat alam menangis, langit berubah menjadi mendung gelap, petir menggelegar, dan juga air meluap.
Qabil yang ketakutan segera menguburkan Habil dengan tanah persis seperti yang Gagak hidup lakukan pada gagak mati.
Melihat alam bersedih dan marah padanya, ia berlari dan terus berlari. Ia tahu kalau ia tak mungkin lari dari amarah Tuhan. Akan tetapi ia tetap berlari sampai akhirnya sampailah ia ke dalam sebuah gua yang gelap.
Di dalam gua itu Qabil mendapatkan sebuah kutukan dari Tuhan, sebuah kutukan keabadian waktu selama ia berada di dalam kegelapan. Ia dikutuk dengan tubuh mayat dan juga perut yang hanya dapat diisi daging dan darah manusia, akan tetapi meskipun ia memiliki keabadian ia juga memiliki kelemahan terhadap cahaya.
Disaat Tuhan meninggalkannya, datanglah salah satu keturunan Lilitu bernama Laili. Lilitu adalah manusia yang menikah dengan Iblis, banyak kisah yang mengatakan bahwa ia adalah istri pertama Adam, dan merupakan manusia pertama yang diusir dari surga.
Laili menawarkan Qabil sebuah rumah di dalam perut bumi, dimana Iblis, Jin dan makhluk kegelapan tinggal. Qabil yang tak bisa kembali ke dunia atas dimana cahaya bersinar terang terpaksa menerima tawaran Laili dan tinggal di dunia bawah.
Di dunia kegelapan itu Qabil menikah dengan Laili...
Pernikahan yang paling mengerikan...
Dari mereka terlahirlah Vampire, dan Ghoul. Makhluk-makhluk kegelapan yang membutuhkan bagian tubuh manusia agar terus hidup abadi."
Kuhentikan ceritaku sejenak, udara mulai menghangat. Kulihat sinar matahari mulai menembus kaca jendela, sayup-sayup terdengar suara ayam jantan berkokok.
Melihat berkas-berkas sinar itu tanpa kusadari ingatan masa laluku kembali berputar, kutepis sejenak dan mencoba kembali pada ceritaku.
"Apa ceritanya... Hanya itu saja?"
Aku kehabisan kata-kata, tunggu apa yang harus kuceritakaan setelah ini? Kepalaku terasa pening? Apa karena selama ini aku menceritakan cerita pada Chiva pada waktu malam hari?
"Ahh iya...
Ceritanya selesai...
Apa yang ingin kukatakan adalah...
Ghoul tidak perlu memakan daging manusia selama mereka tidak terluka parah atau menggunakan kekuatan mereka."
Candy mungkin berpikir aku sedang bercanda, ia masih duduk sambil menatapku dengan posisi yang sama. Ia masih menunggu kelanjutan cerita itu...
"Aku tidak bercanda, ceritanya sekarang sudah selesai dan aku harus segera membuatkan sarapan untukmu."
Kuhelakan nafasku panjang sambil beranjak dari kamar Chiva yang kini digunakan oleh Candy. Rasanya sepertinya aku memang tidak cocok untuk mendongeng di waktu pagi.
Tiba-tiba jantungku berdesir.
Tidak...
Aku kesulitan mendongeng seperti biasa bukan karena hal itu.
Namun karena gadis kecil itu...
Kelakuan dan cara ia menatapku...
Benar-benar terasa seperti wanita itu...
Kulangkahkan kakiku menuruni tangga. Sambil mencoba mengusir bayangan masa lalu yang selalu mencoba menghantuiku.
.........................
Pintu kamar kayu jati tertutup, Papa pergi begitu saja. Aku sudah berkali-kali mendengar atau membaca cerita, baik itu dari buku cerita atau dongeng yang di ceritakan oleh Kak Candice.
Tapi baru kali ini aku mendengar sebuah cerita yang terasa seakan terpotong bergitu saja, awalanya Papa terlihat begitu menghayati ceritanya. Akan tetapi tiba-tiba entah bagaimana ia berubah menjadi seakan tengah membenci ceritanya sendiri...
Dengan selimut yang membungkus tubuhku, aku segera turun dari tempat tidur. Kulihat kesekeliling, kamar tempatku tertidur terlihat seperti kamar seorang anak perempuan, dengan warna cokelat cerah pada dinding kayunya.
Pandanganku tertuju pada sebuah pigura foto yang diletakkan di atas sebuah rak kayu cokelat. Pigura itu berwarna cokelat muda, dua sosok di dalam foto itu terlihat akrab.
Kulihat seorang gadis kecil di foto itu tersenyum lebar sambil memeluk seorang laki-laki yang tampak terganggu dengan kelakuannya. Meski tak terlalu jelas karena hari masih pagi, tapi raut wajah laki-laki di foto itu terlihat jelas.
Laki-laki itu adalah Papa...
Sementara gadis di foto itu... Apakah ia Chiva?
Sinar matahari mulai bersinar semakin cerah dan membuat pigura foto cokelat muda itu terlihat makin jelas.
Jantungku terasa berhenti ketika melihat wajah gadis kecil di dalam foto itu. Rambut gadis itu terpotong pendek, sangat pendek jika dibandingkan dengan rambut sebahuku.
Namun wajah gadis itu...
Kenapa? Kenapa bisa semirip itu dengan wajahku?
Seakan-akan aku melihat diriku sendiri dalam foto itu...
NB :
Pembuat cerita Corpse Loli disini bukan saya, Saya hanya repost saja. Pembuat cerita Corpse Loli adalah Pena Inksword
Dengan link fb : https://m.facebook.com/profile.php?id=100008474175908&refid=18

Friday, 6 November 2015

Corpse loli 5

Kubuka mataku, ruangan besi gelap itu berubah menjadi langit-langit rumah kayu reyot yang telah bertahun-tahun kumiliki.
Kepalaku terasa amat pening, kusentuh ubun-ubunku dan memijitnya perlahan.
Kulihat jam dinding yang bandul dari kuningannya berayun pelan, tubuhku masih terasa sakit meski telah kuistirahatkan selama satu malam. Punggungku terasa mati rasa dan leherku sangat sulit untuk digerakkan.
Sepertinya aku terlalu memaksakan diri untuk menyelamatkan gadis itu. Berada diantara peluru-peluru peledak yang berterbangan di atas kepalaku, sambil menggendong seorang gadis kecil di bahuku sepertinya memang adalah sebuah ide yang buruk.
Apa yang kemarin kuhadapi benar-benar sangat berbeda dengan saat ketika aku bertemu Chiva. Tak ada desingan peluru ataupun orang-orang berseragam hijau dari Gaia, yang ada hanyalah Chiva dan kemampuan anehnya untuk mengubah benda mati menjadi perisai tubuhnya.
Pertempuranku dengan Orang-orang dari Gaia ketika menyelamatkan Candy hampir membuatku kehilangan nyawa, peluru peledak membuat tubuh kami sulit beregenerasi. Hal itu berlaku padaku, ataupun Candy yang dapat beregenerasi dengan cepat.
Namun meskipun begitu, aku benar-benar terkejut karena dengan sangat mudahnya aku bisa membuat Candy percaya dengan apa yang kukatakan.
Meskipun sebagian dari diriku senang karena dengan begitu aku tak harus kerepotan dengan kekacauan yang akan terjadi ketika ia mengira aku adalah musuhnya, akan tetapi aku juga harus membuat Candy mengubah sifanya agar ia tidak mudah mempercayai orang asing demi kebaikannya sendiri.
Ketika aku dan Chiva bertemu, kami hampir saling membunuh. Perlu waktu berjam-jam dengan pembicaraan yang diselingi oleh gigitan dari gadis itu agar ia mau percaya kalau aku adalah orang tua biologisnya.
Akan tetapi hal seperti itulah yang membuat gadis itu kini menjadi mudah untuk dikendalikan. Rasa kepercayaan yang sulit untuk didapatkan akan membuat sebuah hubungan menjadi semakin erat.
Selama beberapa bulan kami bersama, dia sudah mampu mengurus dirinya sendiri, mencuci pakaian kami, dan juga berbelanja kebutuhan sehari-hari tanpa harus tertipu oleh pedagang di pasar.
Selain itu setelah ia mengetahui kalau ia memiliki saudara lainnya yang terpisah dengannya, pada akhirnya ia berhasil membujukku agar aku mengizinkannya untuk pergi, dan mendapatkan kepercayaanku untuk mencari saudari-saudarinya yang lain.
"Engh..."
Terdengar suara erangan kecil dari atas tempat tidur, sepertinya Candy mengigau, selimut putih lembutnya terjatuh di lantai putih keramik yang kusam.
Ia pasti kedinginan, hari ini matahari masih enggan terbangun. Walau samar-samar bentuk tubuhnya kini telah terlihat di ufuk timur, tapi ia masih tertidur dibalik selimut kabutnya.
Aku segera beranjak dari kursi malasku, merapatkan syal cokelat tuaku dan mengambil selimut putih yang terjatuh dari tempat tidur. Aku berniat menyelimutkan selimut putih itu pada gadis kecil yang kini sedang terbaring miring sambil memeluk tubuhnya.
Namun kuurungkan niatku setelah melihat sepasang mata bulat semerah saga yang melihatku dengan lucunya.
"Kau sudah bangun?"
Hanya anggukan kecil yang kudapatkan, gadis kecil itu mengangguk sambil menguap, menunjukkan gigi-gigi taring mungilnya dan lidah segitiga panjangnya.
Meskipun ia telah tertidur berjam-jam, akan tetapi rambut hitamnya tetap terlihat lurus, berbeda dengan rambut Chiva yang berubah menjadi rambut singa setiap ia bangun. Syukurlah, aku tidak perlu menyisir rambut Candy seperti ketika Chiva masih ada disini.
Kuhamparkan selimut putih pada tubuhnya, tanpa kuminta ia segera merapatkannya pada tubuhnya. Apa hari ini aku harus memanaskan air untuknya?
"Papa..."
Bibir mungilnya bergerak, suara Candy sangatlah merdu, bagaikan suara anak burung yang menenangkan hati. Tapi sayangnya ia memanggilku dengan sebuah kata larangan.
"Sudah hentikan! Berhenti memanggilku seperti itu, bukankah sebelumnya kau memanggilku Rivail?"
Kucoba memasang wajah kesal semenakutkan mungkin, tetapi Candy hanya menatapku dengan tatapanmemelas. Ingatanku melayang pada sosok makhluk mengerikan, yang kemarin kulihat sedang memakan orang-orang dari Gaia.
Melihat gadis monster itu kini sedang terduduk di atas tempat tidur Chiva sambil memegangi perutnya, dan menatapku dengan mata manisnya membuatku merasa kalau apa yang kulihat kemarin hanyalah mimpi.
Kau tidak akan bisa membayangkan jika kalian melihat sesosok monster pemakan daging dengan kecepatan 3 meter perdetik, dengan regenerasi secepat bakteri tiba-tiba kini berada di depanmu. Menatapmu dengan polosnya bagaikan seekor kucing kecil.
"Baiklah Candy, aku akan memasakkan sesuatu untukmu...
Aku tidak yakin apakah masakanku enak, tapi setidaknya itu akan membuatku kenyang."
Kubalikkan tubuhku sambil mengingat-ingat bahan makanan apa saja yang masih tersisa di dalam kulkas, akan tetapi belum genap aku melangkahkan kakiku, sebuah tangan mungil nan kecil memegang ujung jaketku sambil menariknya perlahan.
"Papa..."
Aku ingin kembali memarahi Candy karena telah memanggilku Papa lagi, akan tetapi ada yang berbeda dengan nada berbicaranya. Nada berbicaranya berubah menjadi sedikit datar, seakan-akan ia mencoba berbicara serius denganku.
Hal itu membuatku terdiam sejenak lalu menanyakan apa yang ingin ia katakan.
"Apakah... Papa... Apakah Papa akan memberiku makan daging manusia?"
Pertanyaan Candy sama sekali tidak membuatku terkejut, bahkan Chiva yang telah berbulan-bulan makan daging dari mayat yang sama denganku juga sebenarnya terlihat enggan memakan daging manusia.
Meskipun ia terlihat menikmatinya dan menunjukkan wajah cerianya di hadapanku, aku tahu kalau memakan daging manusia itu adalah hal yang menjijikkan dan menakutkan.
Meskipun manusia adalah makanan kami, akan tetapi manusia juga adalah makhluk yang setiap hari kami hadapi. Kami saling mengobrol, dan berinteraksi dengan mereka.
Kubalikkan badanku melihat gadis itu, aku tahu ia merasa takut. Kucoba menghilangkan rasa takutnya dengan mengelus kepalanya pelan. Sama seperti ketika Chiva menunjukkan wajah sedihnya, aku tidak tahu apakah Candy menyukainya atau tidak, akan tetapi setidaknya ia kini menghentikan ekspresi menyedihkannya dan kembali pada wajah polosnya semula.
"Papa...?"
Candy mengangkat wajahnya, sepasang mata bulatnya menatapku lekat-lekat. Ini adalah kali pertamanya aku menatapnya lebih dari satu detik, mata seseorang lebih berbicara banyak daripada kata-kata.
Aku bisa melihat luka, penyesalan, kepedihan, dan penderitaan dimatanya. Sepasang mata gadis kecil seusianya seharusnya jernih bagaikan oase, akan tetapi mata Candy kusam dan terlihat pudar.
Kudekatkan wajahku pada telingnya dan kubisikkan kata-kata dengan lirih pada setiap helai rambut hitam halusnya.
"Akan kuberitahukan sebuah rahasia Ghoul kepadamu Candy..."
Gadis itu mengangguk, ia mengubah posisinya, seakan mempersilakanku untuk duduk didekatnya. Sementara itu ia memasang wajah seolah-olah kata "Ceritakanlah padaku Papa" terpasang pada keningnya.
NB :
Pembuat cerita Corpse Loli disini bukan saya, Pembuat cerita adalah Pena Inksword
Dengan link fb : https://m.facebook.com/profile.php?id=100008474175908&refid=18

Corpse loli 4

Pernahkah kalian merasakannya? Ahh tidak, salah sekali rasanya jika aku menanyakan hal seperti itu.
Kalau begitu, mungkin aku harus mengganti pertanyaannya.
Pernahkah kalian membayangkan bagaimana rasanya?
Terjebak di dalam sebuah ruang sempit, tanpa cahaya, dan tanpa sehelai pakaianpun melekat pada tubuhmu?
Pernahkah kalian membayangkan? Berada di dalam kegelapan, tanpa bisa bergerak kecuali hanya dengan merangkak di atas kedua tangan dan lututmu?
Karena atap ruangan besi dingin yang ada di atas kalian terlalu rendah untuk kalian berdiri, bahkan terlalu rendah untuk kalian duduk.
Kalian mungkin takkan pernah tahu rasanya...
Karena aku yakin kalian takkan pernah merasakannya di masa lalu ataupun masa depan yang tak terlihat.
Namun sayangnya, kenyataan yang tak pernah dialami oleh siapapun itu terjadi padaku.
Terjebak dalam sebuah ruangan besi sempit yang dingin, dan hanya dapat melihat kegelapan yang sama seperti saat mataku terpejam.
Hanya bisa mendengar suara yang kukeluarkan sendiri, dan hanya mencium semua bau yang tubuhku keluarkan sendiri.
Ahh tidak, mungkin semua hal yang kuceritakan ini juga mungkin adalah sebuah kesalahan.
Mungkin sebenarnya aku tak pernah melihat apa-apa, tempatku berada mungkin sebuah ruangan besi yang terang, akan tetapi aku tidak bisa melihat apapun disana, karena aku buta...
Ahh hal itu mungkin juga bisa terjadi...
Entah telah beberapa lama aku sudah terkurung di tempat itu, tanpa makanan, pakaian, dan juga air...
Berada disana dalam waktu lama membuatku kehilangan akal sehatku, yang aku lakukan hanya menjatuhkan tubuhku pada lantai ruangan besi, menggaruk dinding besi sambil menikmati suaranya, dan memukul-mukul atap diatas kepalaku.
Tak ada yang terjadi, entah siapakah yang telah melakukannya padaku, aku terus memikirkan hal itu. Akan tetapi semakin lama aku berhenti memikirkan hal itu, perlahan-lahan tak ada satupun hal yang kupikirkan. Karena keputusasaan yang mengerikan ini, aku kehilangan kesadaran diriku.
Pikiranku kosong, aku sudah tak peduli lagi kenapa aku bisa berada disini, bahkan aku juga tidak peduli pada rasa lapar dan haus yang menyiksaku.
Sampai kemudian...
Saat mataku tertidur, sebuah suara yang tidak pernah kudengar, tiba-tiba terdengar begitu saja dalam telingaku. Suara itu terdengar benar-benar sangat asing, setelah selama ini hanya mendengar suaraku sendiri, garukan, dan pukulan pada dinding besi.
Suara itu terdengar bagaikan suara jari jemariku ketika mereka menggaruk dinding besi tempatku berada.
Awalnya kupikir suara itu hanya ada di dalam kepalaku saja, akan tetapi ketika kubuka mataku, sebuah cahaya menyilaukan muncul di atas kepalaku.
Cahaya itu membutakan kedua mataku dan membuatku tak bisa berbuat apa-apa. Ketika suara dan cahaya itu datang meneroroku, aku sangat tahu kalau dinding di atas tubuhku kini terbuka.
Akan tetapi rasa takut yang kurasakan menghalangiku untuk kabur dari tempat itu, entah bagaimana cahaya menyilaukan dan suara itu membuatku merasa sangat ketakutan.
Setelah beberapa saat pintu itu terbuka, aku mendengar suara-suara lain dari luar sana. Terasa sangat asing, aku yakin mereka berbicara dalam bahasa yang tak mengerti.
Suara-suara itu membuat rasa ingin tahuku muncul begitu saja, akan tetapi cahaya putih menyilaukan membuatku tak bisa mengetahui dari makhluk apakah suara-suara itu berasal.
Apa yang terdengar oleh telingaku selanjutnya adalah suara sebuah benda yang terjatuh, terdengar sama seperti ketika aku menjatuhkan diriku di atas lantai penjara besi ini.
Pintu kembali tertutup, ruangan tempatku berada kini kembali menjadi gelap dan semakin sempit dengan adanya benda itu disini.
Tiba-tiba muncul sesuatu yang mengendalikanku, rasa lapar yang kutahan entah beberapa lama, sekarang menguasaiku.
Benda yang masuk ke dalam ruangan besi itu memiliki bau aneh yang tak pernah tercium olehku, bau benda itu terasa harum.
Kedua tanganku meraba-raba lantai dingin tempatku berada, terasa sangat dingin. Akan tetapi semua perasaan itu menghilang begitu aku menyentuh benda itu.
Terasa sangat hangat, benda itu benar-benar besar dan sangat hangat, bahkan mungkin benda itu seukuran dengan tubuhku.
Benda itu terasa lembut dan empuk, salah satu ujung benda itu bulat bagaikan bola, dengan sesuatu yang panjang dan halus.
Beberapa bagian benda itu terlihat memanjang, dua pasang di dua sisinya, sementara sepasang bagiannya memanjang di sisi yang berlawanan dengan bagian benda yang berbentuk bola.
Benda itu serasa tak jauh berbeda dengan tubuhku sendiri, hanya saja benda itu terasa lembut dan empuk, berbeda dengan tubuhku yang keras dan kasar.
Apakah benda ini juga bisa bergerak sepertiku? Aku mencoba menyentuhnya lagi, berusaha membuatnya bereaksi.
Tapi benda itu hanya diam, tak ubahnya dinding-dinding besi yang terus kupukul dengan kedua tanganku.
Aku menyentuh benda itu berkali-kali sampai bosan, sesekali membelainya, mencubit, bahkan memukulnya.
Namun tetap saja benda itu hanya diam, perlahan-lahan aku kehilangan kesabaran dan kesadaranku.
Rasa lapar yang menyiksa dan mencekik leherku semakin menyakitkan setelah ia memeras lambungku.
Pada akhirnya, aku terpaksa menyerah pada insting kebinatanganku, aku sudah tak peduli apakah ia benda mati ataukah hidup.
Apa yang kuinginkan adalah makanan, dan aku akan memakan apapun yang dapat kumakan.
Selama ini aku yang hidup berdasarkan akal sehatku, terpaksa menyerahkan diri pada nafsu dan juga insting hewan yang telah lama bersembunyi di dalam diriku.
Tubuhku bergerak tanpa mampu kukendalikan, tangan-tanganku bergerak, menyentuh setiap inchi benda itu, lalu mematahkan setiap bagian benda yang tak kuketahui hidup ataukah mati itu.
Cairan hangat mengalir keluar pada setiap bagian tubuh benda itu, kurasakan cairan itu dengan lidahku. Terasa aneh dan sedikit asin dengan bau amis anyir darinya, kusingkirkan dahagaku yang tak terkendali dengan cairan aneh itu.
Tak kusangka cairan itu membuatku semakin kehilangan diriku sendiri, tanpa sadar aku menghisap cairan hangat itu dari setiap bagian benda itu
dengan brutal.
Setelah memuaskan kerongkonganku yang kering, aku segera melanjutkan makanku dengan mengunyah setiap bagian benda itu.
Bagian luar benda itu terasa empuk dan berair, sementara bagian dalamnya sangat keras.
Di dalam bagian yang keras ada sesuatu seperti rongga yang menyimpan bagian dalam benda yang terasa lebih empuk.
Bagian dalam benda itu bermacam-macam, ada yang panjang bagaikan mie, berbentuk seperti buah, dan liat bagaikan karet.
Rasa laparku yang tak dapat kukuasai membuatku memakan semua bagian benda itu.
Bahkan bagian bola yang keras kuhancurkan dengan membenturkannya ke dinding berkali-kali.
Sesuatu yang lembut keluar dari bola itu, pada awalnya kupikir bola berbenang lebat itu tak memiliki rongga atau lubang, tapi ternyata ada empat lubang pada bola itu. Salah satu bagian lubang memiliki mekanisme buka tutup, mirip sekali dengan rahang yang kumiliki.
Setelah merasakan rasa kenyang pada lambungku, aku tertidur...
Tak pernah kurasakan perasaan senikmat ini, bisa tertidur sangat nyenyak dengan perut yang kenyang
Namun tanpa kusadari hari yang terlewati berjalan begitu cepat...
Lebih cepat dan lebih banyak daripada bekas goresan kukuku pada dinding...

Tuesday, 3 November 2015

Jack And Liu VS Slenderman

Sumber : Creepypasta indonesia

Kalian semua mungkin sudah mendengar cerita tentang saudara ku Jeff atau lebih kalian kenal dengan "Jeff The Killer". Dan kalian pasti mengira kalau dia membunuhku.kalian salah. Namaku adalah Liu. Kemudian aku di kenal dengan nama "Homicidal Liu".aku terlahir dengan terdapat mutasi yang aneh dalam diriku.aku terlahir dengan jantung yang berada di sebelah kananku.selain itu,tidak ada keanehan lain dalam tubuhku secara fisik,oke baiklah..mari kita mulai ceritanya
Liu shock dalam kengerian akan apa yang di lakukan saudarany,bukan tapi MAHLUK itu,ia menikamkan pisau ke dadanya,rasa sakitnya sangat susah untuk di ceritakan dan sangat menyiksanya,saat ia mulai berdarah dari luka akibat goresan pisau itu dan mulai terengah-engah,darah mulai mengalir dan ia mulai berteriak,dengan lemah ia merangkak ke dapur lalu menyalakan kompornya,ia harus membayar luka ku ia harus atau ia pasti akan MATI rasa sakit dari api itu mengenai lukanya yang terbuka,rasanya sangat menyakitkan,rasa sakitnya mulai terlukiskan di benaknya,hal yang selanjutnya ia ketahui ialah bahwa ia berada di rumah sakit dan dia terbalut perban di sekitar dadanya,mengikat tubuhnya dan jahitan di seluruh tubuhnya.Liu melihat ke arah Dokter,yang baru saja memasuki ruangannya,ia berpikir apa yang Jeff lakukan pada kedua orang tuanya "I...ibu...A...ayah" Dokter menatapnya dengan raut muka yang tampak kecewa."Nak...kedua orang tuamu tewas..mereka tewas dalam sebuah kecelakaan mobil...maafkan saya"
Liu terkejut mendengar ucapan sang Dokter....mereka tidak mati dalam kecelakaan,tapi dia yang telah membunuh mereka,membunuh mereka.mereka semua telah di bunuh oleh monster yaitu saudaranya.ia mencoba untuk menenangkan dirinya ia takut jahitan pada dadanya terbuka lagi"lalu apa yang akan terjadi padaku" "kau akan di adopsi oleh keluarga lain...agar kau tidak kesepian" awalnya Liu ingin memprotes Dokter tersebut tapi terhenti oleh pintu yang terbuka,seorang wanita berumur sekitar 30-an,pendek memilik mata dan rambut berwarna coklat memasuki ruangannya,dengan ekspresi yang gembira ia mendekati Liu"oh sayang,apa kau baik-baik saja nak?"Ia meringis mendengar perkataan wanita itu yang memanggilnya anak bahkan dia tidak mengenal dirinya.ia menatapnya sambil masih sedikit meringis "oh..hai...siapa kau"
Ia tersenyum sampai hampir mengenai bibirnya "namaku Martha Fugate,dan aku akan mengasuhmu agar kau tidak kesepian"ia sangat terkejut,ia bingung harus mengatakan apa?apakah aku harus menjadi yatim piatu?mereka tampak baik, tapi.."Uh...um okay"ia masih terlihat bingung "kapan kami boleh membawanya pulang,Dok??"Ia menatap kepada Dokter dengan penuh semangat "segera setelah ia berpakaian nyonya"kata Dokter itu ia lalu membantuku turun untuk mengambil bajuku,dengan cepat aku langsung memakai baju itu.
Di perjalanan menuju rumah keluarga Fugate Liu merasakan hawa keheningan yang menakutkan di dalam mobil itu
"Ayah dan ibumu meninggal dalam kecelakaan mobil" adalah suattu kebohongan,melihat Jeff menjadi pelaku pembunuhan berantai sekarang kami berada dalam program perlindungan saksi,dan melihat saudaraku, Jeff menjadi pelaku dalam beberapa kasus pembunuhan berantai terkenal?sejak kapan?berapa lamu aku tertidur"ia melihatt ke arahku "kau tidak sadarkan selama 2 bulan..kami tidak tau kenapa"2 bulan wow..aku sangat terkejut..seben
arnya apa yang Jeff lakukan padaku?dia takut,sedih dan bingung semua tercampur aduk "oh tuhan..." Tampak raut muka kesedihan dimuka bu Fagate "kami pikir kau akan koma selamanya..sampai akhirnya Dokter menelepon dan mengatakan kau telah sadar"mereka berhenti di jalan masuk rumah
Mereka lalu mengenalkan Liu kepada anak mereka, steven, dan pada anjing kesayangan mereka, Jake,Jake adalah anjing jantan,ia berjeni Alaskan Husky. Steven berumur 13, 2 tahun lebih muda dari pada Liu,dan seumuran denga Jeff saat kejadian itu terjadi.
Ia memilik rambut pirang dan mata coklat gelap. Ia sangan energic dan suka bermain Game, Liu bersikap ramah pada mereka dan harus terikat dengan mereka sebulan kedepan.akhirnya dia memiliki keluarga lagi.dan dia ingin sekali kembali bersekolah dan memiliki banyak teman baru.insiden dengan Jeff perlahan menghilang bagaikan tak pernah terjadi,Liu mulai melupakan semua kejadian itu,yep..sampai malam itu...
Malam itu...7 tahun sudah semenjak kejadian itu berlalu tepatnya tanggal 13 sepetember,Liu bermipi tentang Jeff,mungkin hal ini terjadi dalam halayak umum mimpi indah tapi bukan mimpi itu,tapi mimpi ini tentang kejadian mengerikan itu.ia berjalan kedalam kegelapan dalam rumah itu, ia mulai mencium bau yang tidak enak,untuk memastikan bau apa itu ia mengikutinya sambil tetap mencium bau tersebut.....sa
mpai akhirnya bau itu mengarahkannya pada Jake,anjing itu berbaring di atas seseorang.ia lalu coba memanggil Jake dan Jake menghadap ke arahnya,Liu tersentak kaget.Jake memilik ukiran senyuman Jeff di mukanya,Liu sangat ketakutan ia melihat kepada apa yang sedang di gerogoti Jake atau lebih tepatnya mahluk.....itu martha,tubuhnya berlumuran darah dan tercabik-cabik tenggorokannya robek menyisakan luka yang besar wajahnya diukir dan terbakar seperti wajah Jeff.Liu lalu berbalik dan melihat Jake duduk dan menyeringai di sana,kemudian berbicara dengan suara seperti Jeff...tapi agak menggeram"hahah
haa....AKU MENEMUKANMU!!!!"Tawa itu menusuk sampai tulangnya membeku,suara tawa saudaranya dengan bercampur geraman seekor hyena,Liu ingin muntah melihat terror itu,kemudian muncul suara entah darimana "Liu lari!!!"Setelah itu ia bangun air mata keluar dari matanya "apakah itu sebuah peringatan...atau"
Keheningan malam Liu terpotong dengan jeritan dan bau yang sama seperti di mimpinya "oh...tuhan...apa saja boleh terjadi...tapi jangan yang ini"katanya lalu dengan segera pergi kebawah menuju dapur lalu ia mengambil pisau dari satu kabinet hanya untuk berjaga-jaga..s
ekarang perasaan ngeri dalam mimpinya terjadi tepat di depan kedua matanya,tapi di samping Jake sesosok lelaki berjongkok di sampingnya..Liu mulai mengenali sosok itu,mata yang tidak pernah berkedip itu dan berbingkai hitam,senyum yang ia ukir dulu di wajahnya,hoody putih dengan bercak darah itu,rambut hitam,dan kulit putih yang kasar itu.....ita adalah Jeff,saudaranya yang membunuh semua orang yang Ia cintai berdiri beberapa meter darinya.ia berputar,mulut robeknya itu terbuka perlahan dengan menampilkan senyuman yang menyeramkan,seperti bukan senyuman manusia.ia berjalan ke arah Liu mata mereka saling berpandangan matanya itu tak pernah tertutup itu bagaikan menembus jiwanya "hello Liu apakah kau merindukan aku...Jeff saudaramu ini??"
Liu tidak pernah tampak ketakutan seperti itu,sampai malam itu,Jeff yang keliatannya seperti 1.000 Mil jauhnya sekarang berdiri di depannya,Liu mulai terisi dengan kemarahan dan kebencian kepada saudaranya itu yang telah merenggut segalanya itu mulai meluap,sebuah perasaan aneh muncul,ia lalu mengeluarkan pisau yang tadi ia ambil di dapur yang ia sembunyikan di kantong belakang dan mencoba untuk menikam Jeff,tapi sayang ia meleset lalu jatuh dan cairan hangat mengenai mukanya.Liu membuka matanya dan melihat hal terburuk yang pernah ia lihat seumur hidupnya.pisau itu mengenai martha tepat di hatinya,darah mulai mengalir ia pun tersentak kaget.saat itulah ia menyadari bahwa Martha masih hidup walaupun pisau itu telah menusuknya.Liu telah membunuh Martha,satu-satunya ibu yang ia punya sekarang telah hilang,kata-kata terakhirnya adalah "bangunlah Liu..saudaramu itu harus di hentikan"kemudia ia menghembuskan napas terakhirnya lalu memejamkan matanya,ia telah mati"apa yang telah ku perbuat"air mata mengaliri matanya,ia telah berubah menjadi seorang monster,sama seperti saudaranya Jeff menertawakan hal yang telah Liu perbuat "sekarang kau bisa menjadi indah juga,saudaraku"dia berlari ke arahnya dengan tawa yang sangat histeris.
Liu merasakan kemarahannya meluap besar.yang ia mau sekarang hanyalah untuk membunuh Jeff,tidak lebih ia hanya ingin melihat orang sakit itu mati.Liu mencengkram kuat Pisaunya dan dengan cepat ia berlari ke arah Jeff,tapi ia tidak bisa menghentikan kekuatannya yang sekarang ini,tidak sekarang,tidak tanpa ia menyelesaikan ini semua.Liu terus maju dan menebaskan pisaunya kesegala pada saudaranya itu.membuat Jeff tertawa semakin keras,semua kemarahan dalam tubuhnya telah meluap dan telah merubahnya menjadi mesin pembunuh,dan ia tidak akan pernah berhenti sampai dia mati,tapi Jake melompat ke antara mereka berdua untuk melindungi Jeff.Jeff kembali tertawa "apakah kau sudah bertemu peliharaan baruku??" Jake mulai berkata "semua yang harus kau lakukan hanyalah mendengarkan,lalu ulangi kata-kata ini...." Jeff menyelesaikan perkataan Jake "JEFF TELAH KEMBALI!!!"Dia kembali tertawa dan menjatuhkan Liu ke lantai,dia mulai menebas Liu lagi-dan lagi sampai lukanya terbuka kembali,darah kembali menutupi tubuhnya,Liu mengabaikan rasa sakit dan darah yang mengalir dari tubuhnya lalu menancapkan pisaunya ke leher Jeff "Mati,Mati,Mati!!!" Ia berteriak.ia menjadi histeris.Jeff berguling ke sampingnya lalu menendang tubuhnya itu sampai mengenai tembok lalu keluar melalui jendela,sebelum ia keluar ia berkata "bangun saudaraku sadarlah kita ini sama"katanya lalu semuanya menjadi gelap.
Hari berikutnya ia terbangun oleh suara pintu besi yang tertutup,Liu membuka matanya dan melihat Jason,suami martha di sana "ANAK SIALAN....kau membunuh Martha...kau sakit..kau Gila..kau-"ia lalu di tarik keluar oleh seorang pria yang menggunakan pakaian Lab.Liu segera menyadari kalau dirinya sekarang berada di atas tempat tidur di rumah sakit.Liu sangat ketakuan.Pria itu menghampiri Liu dengan menampakan raut wajah yang tampak muram "siapa namamu,nak??"Ka
tanya"namaku Liu,Liu Woods."Pria itu lalu menjatuhkan Clipboardnya ia sangat terkejut "SAUDARA DARI JEFFREY??"Ia berteriak membuat Liu terkejut lengah dan meringis kesakitan "ini menjelaskan semuanya....kau bertingkah seperti saudaramu?apa kau kehilangan pikiranmu!!"Ia pergi keluar.Liu tampak bingung "bagaimana ia bisa tau soal Jeff" ia segera menyadari kalau dulu Jeff juga pernah di rawat di rumah sakit ini,lalu seorang laki-laki, yang lebih kurus dan lebih pendek datang dengan membawa Clipboard "kami memiliki informasi tentangmu..nama pasien : Lucas Woods yang juga di kenal Liu, Umur 17 tahun tinggi 6'1..apakah itu benar?"Liu menjawab dengan sedikit meringi"y..yeah
"pria itu nampak takut dengan apa yang tertulis di Clipboardnya "O....okay..a..
alasan penahanan KEGILAAN DAN PEMBUNUHAN?oh tidak jangan seperti kasus Jeffrey lagi,jangan bergerak Monster"ia lalu keluar dari pintu,ia sangat ketakutan.Liu memegang wajahnya ia merasakan rasa ketakutan Jeff telah kembali....ia sekarang tau apa yang ia katakan......pikirannya telah di ambil oleh perasaan marahnya......kewarasannya telah di tarik keluar oleh seorang monster dalam dirinya.....dan dia telah berubah mejadi Monster itu....orang yang ia lihat sekarang ia anggap sebagai pengghalang dirinya dengan kematian saudaranya kemarahan dan kegilaan mengambil alih pikirannya...hal yang harus ia lakukan adalah membunuh Jeff ternyata benar Liu sama seperti dia....
Liu berlari,tubuhnya di lumuri darah segar,bukan darahnya,tapi darah mereka.para orang yang bekerja di rumah sakit tersebut "kenapa?kenapa aku membunuh mereka!"Ia bertanya pada dirinya sendiri,tapi Liu tau jawabannya.....
karena mereka menghalanginya.
..menghalanginya antara dia dan kematian saudaranya Liu berlari menyongsong Lorong gelap tersebut lalu bersembunyi di balik tempat sampah,baunya sangat menyengat tapi dia tetap mencoba untuk bertahan,polisi sudah mengepung tempat itu,Liu mulai kembali wars,ia memutuskan untuk mencari tempat persembunyian,jadi dia memutuskan untuk ke rumah lamanya,Liu menyingkirkan barikade yang menutup gerbang rumahnya lalu membuka pintu rumahnya...rumahnya sudah sangat berdebu dan tua.dia mulai bernostalgia saat tinggal di sana.lalu ia naik atas dan menuju ke kamarnya.
Kembali memori tentang kejadian mengerikan itu terlintas dalam pikirannya.seorang petugas kepolisian menaiki tangga,terdengar suara tapak kakinya menggema.ia merasakan kembali keinginan ingin membunuhnya "apakah kau di sana nak??keluarlah"dia tampak ketakutan memikirkan apa yang akan Liu lakukan padanya"PERGI! Aku tidak mau membunuh siapapun lagi!!!" Polisi itu lalu membuka pintunya pikiran Liu sudah di penuhi perasaan ingin membunuh Liu menghindari serangan baton polisi tersebut lalu menjatuhkan dan menimpanya di lantai "kumoho....jang
an"Liu menggorok leher polisi itu ketika ia mengiba,ia tersedak karena darahnya.ia merasa tenang sesudah membunuh polisi itu,mungkin ia ingin membunuh yang lain lalu ia berjalan ke arah balkon kamarnya ada seorang petugas sedang menggantung dengan sebuah kawat di dekat situ sambil memegang lampu,ia lalu menggapai leher sang petugas itu lalu "crack" dia mematahkan leher petugas itu,ia mulai tertawa histeris,ia mulai kehilangan kewarasannya tawa histerisnya membuat ia terjatuh,lalu kemudian pingsan...
Saat ia pingsan,ia memimpikan sesuatu lagi,mimpi tentang Jake....dia mengatakan pada Liu untuk memasuki hutan tersebut,di dalam hutan ia menemukan "teman" saat tengah menuju ke hutan paling dalam,kemudian semak-semak mulai mencekin dia,ia melihat wajah...atau lebih tepatnya,tidak ada wajah....
Ia terbangun ia melihat Jake berdiri di pojok kamarnya..."Kenapa kau tidak lari?kenapa kau malah membunuh mereka"katanya dan mulai tertawa,ia terpaksa harus menerima fakta kalau Jake sekarang bisa berbicara "aku harus membunuhnya aku harus membunuh Jeff!jadi aku bisa mengakhiri ini semua!"Liu terkejut mendengar apa yang telah terlontarkan dari mulutnya,ia lalu memiringkan kepalanya"apakah kau yakin kau bisa mengalahkan saudaramu??"Liu mulai marah mendengar perkataan tersebut"aku harus melakukannya"ia tertawa kembali....dan menghilang ke dalama kegelapan di sudut ruangan rupanya polisi belum menyerah untuk mencari Liu.mereka mengira berubah menjadi sesosok monster apa ia?
Ia merasakan suata perasaan yang menyenangkan,darahnya mulai naik.....Liu sekarang sudah seperti Jeff ia memegang sebelah wajahnnya dalam kengerian,air mata mulai jatuh sebenernya dia itu apa "kenapa akau bisa berubah menjadi seperti sesuatu yang paling aku benci"ia pun akhirnya memutuskan diri untuk keluar dari kota ini selamanya...di jalan ia akan keluar dari kota,Liu melihat hal yang mengerikan yang telah ia lakukan mayat polisi itu terduduk di atas mejaku,yep...me
ja makan ku itu,satunya memiliki luka gorokan di lehernya dan yang lain kepalanya berputar dan sekarang wajahnya menengok kebelakang,tubu
hnya telah
Hancur "telah menjadi apa aku ini?aku harus pergi....sebelum aku membunuh mereka semua"ia menangis,air matanya mengaburkan pandangannya
Sebelum ia meninggalkan,rumah tuanya itu,ia memutuskan untuk mengambil Pisau lain dari dapur,Liu tau ia membutuhkan itu sebagai alat untuk melindungi diri.sangat susah baginya untuk memegang erat kedua pisau itu apa lagi tangannya itu di penuhi darah dari korbannya dan ia susah untuk melihat dalam keadaan menangis,ia lalu berlalri keluar dari rumahnya menuju ke hutan "kenapa ke hutan"aku bertanay pada diriku,ia memiliki firasat ia harus ke hutan....ia melihat tanda lingkaran dan X di tengahnya "huh?" Ia mengabaikan tanda itu,ia harus pergi sejauh mungkin,ia terus beralri ke dalam hutan sampai menemukan tanda lain,bertuliskan "hati-hati terhadap peria tinggi di dalam hutan..beberapa orang memanggilnya slenderman""slenderman?? Huh"ia mengabaikan tanda itu lalu tetap berlari.ait mata masih tersisa di matanya"tunggu dulu...dimana aku??"Ia pun berhenti,ia berbalik lalu melihat sesosok pria botak tinggi memakai jas,Liu melihat ke arah orang itu,mengerikan,ia tidak memiliki wajah,itu adalah orang dalam mimpinya...dia adalah slenderman
Insting Liu mulai bersiap dengan pisaunya,tapi orang itu tampak seperti tidak melindungi dirinya,ia menyadari bahwa orang itu bukanlah musuh.ia berbicara tidak hanya dalam satu gaya.....tapi 3 ia berbicara seperti lelaki setengah baya,perempuan berumur sekitar 20'an,dan suara anak laki-laki sebayanya suara pria itu sangatlah berisik "saya telah membuat kesalahan besar" ie berpikit apa maksudnya "apa yang telah kau lakukan"dalam kota ini 279 tahun yang lalu,aku membunuh semua orang yang aku cintai"suara wanita tampak dominan "aku merenggut nyawa satu-satunya putriku"kata seorang laki-laki "aku membunuh banyak anak-anak"suara pria kembali dominan "aku telah di buang mereka kemari sebagai monster,anak-an
ak selalu datang kemari dan menyerang ku,ITU SANGAT MENYAKITKAN!!!"
Sulurnya memotong pohon itu,ia nampak sedih dan marah "setiap saat aku ingin mereka mendengar tangis permintaan tolongku!tapi malah mereka malah menyerangku"Liu tau ia tak bisa menolongnya ia berusahan untuk menenangkannya "apa yang bisa saya bantu?"Ia tidak tau kenapa,tapi ia tau kalau ia orang baik...
Pria itu menatap pada Liu, dan tampaknya ia senang,Liu melihat pada orang itu,mencoba menebak apa pertolongan yang bisa ia berikan,ia memberikan sebuah kertas yang telah di gambar dengan gambar lingkaran dan di tengahnya ada tanda X,"aku minta kau untuk meletakan kertas ini diluar hutan di bawah pohon di sampin gereja,lalu aku butuh kau memanggilku john kemudian bakar kertasnya lalu berkata 'aku memanggilmu kekuatan asing dalam hutan untuk terbebas,datanglah kau datanglah padaku'dan aku akan muncul ke dunia"ia sangat ketakutan,tapi Liu melakukan seperti yang di perintahkan
Liu menemukan sebuah gereja,lalu masuk kedalamnya,Jake sudah menunggunya di dalam "nampaknya saudaramu yang akan menang"Liu mengabaikannya dan menganggapnya kalau itu hanyalah sebuah ilusi kegilaannya,ia melanjutkan perjalanan ke dalam,ia berteriak melempar anjing itu"DASAR ANJING SIALAN!!!TINGGALKAN AKU SENDIRI"mahluk itu terlempar tulangnya ancur,namun tulang itu tiba-tiba sembuh kembali"kau bukanlah Jake,siapkau?"Mahluk itu berubah bentuk semakin panjang dan berubah warna bulu menjadi hitam,ia berubah menjadi sesosok manusia serigala,dan memiliki taring yang sangatlah tajam,mulia keluar asap hitam dari matanya dan mulai menampakan senyum yang menyeramkan ia mulai berbicara seperti manusia "aku bukanlah khayalanmu...aku tidak seperti John"Liu berasumsi bahwa yang sedang ia bicarakan adalah Slenderman "siapa kau" ia mulai tertawa sperti tawa manusia bercampur dengan suara hyena dan berkata "John adalah sepetiku,kau memanggil kami 'SETAN', tapi aku panggil senyuman"ia menyeringai menyeramkan seperti orang gila ia lalu berlari mencoba menyerang Liu,Liu meraihnya dan melemparkannya keluar jendela gereja "SETAN ATAU BUKAN!!!AKAN KUBUNUH KAU"ia tersenyum saat terlempar dan menabrak kaca..ia kemudia merangkak ke luar pintu dengan ekor diantara kakinya dan melarikan diri dalam kegelapan malam.
Liua memutuskan untuk menolong John keluar dan memunculkan ia ke dalam dunia. Ia meletakan kertas simbol tersebut di luar di dekat pohon di belakang gereja.aku mengucapkan mantar yang telah John berikan padaku.ia merasakan dinginnya sangat menusuk dan
Ia membakar kertasnya setelah itu,John muncul di belakang ku dan mulai berkata dengan dominan suara laki-laki"senyu
mlah...kau tau aku bukanlah salah satu khayalanmu sejak saat itu.....aku datang dan memang setan itu saudara saya"ia merasa menyesal dan mencoba berbicara tapi John menghentikan sambil menyabetkan sulurnya pada sebuah batang kayu "KAU!"Ia berteriak "kau adalah anak itu!"Liu berbalik dan melihat ke arah John menyabetkan sulurnya,Liu melihat seorang laki-laki berambut hitam menggunakan hoody putih "oh tuhan" ia berkata dalam ngeri melihat sosok itu...itu adalah Jeff
Ia memakai penutu hoodynya,tapi ia tau siapa itu.....Ini adalah pertarungan terakhir....untuk menyelesaikan semua "MARI SELESAIKAN INI!!!!JEFFREY!
!!"Dengan cepet ia berlari ke arah Jeff,perasaan itu kembali lagi dan di penuhi dendam,Jeff menunduk membuat Liu menabrak pohon,Liu menarik pisaunya yang tertancap pada batang pohon itu "KAU HARUS MEMBAYAR SEMUA PEBUATANMU PADAKU!!!"Liu menerjang ke arah Jeff dengan kekuatan bukan kekuatan manusia,Jeff memotong salah satu sulur Slenderman dan berlari ke arah Liu,ia mendorong Liu ke arah pohon dan kembali membuat luka pada wajah Liu dengan pisaunya "inilah yang selama ini aku tunggu,Liu.aku tau kau itu sepertiku,SEKARANG LAWAN AKU!!"Liu melepaskan diri lalu mendorong Jeff ke arah Slenderman,tapi tiba-tiba tubuh Slendy menguap menguak sosok aslinya,yaitu sesosok mahluk sperti Srigala,mahluk itu bernama Smiles
Smiles menerjang ke arah Liu,menggeram dan menggertak ia membiarkan perasaan itu mengontrolnya ia meraih mulut mahluk itu lalu membukanya lebar-lebar lalu "Crack" Liu mematahkan rahang mahluk itu dengan kekuatan bukan manusia,Jeff berlalri ke arah Liu dan mencoba untuk menikam dan terus menikam,Liu mengambil pisaunya yang lain lalu melemparkan Jeff ke arah gereja,menghancurkan temboknya,ia kemudian menyalakan korek yang ia temukan di hutan tadi,lalu melemparkannya ke arah Gereja itu,dan membuat gereja itu terbakar,terdengar bunyi retakan kayu karena api tersebut suara itu membanjiri pikiran Liu,Jeff bangkit dari dalam kobaran api itu lalu melemparkan Smiles tadi ke arah Liu,Liu berlari ke arahnya dan membelah dia mahluk itu dengan tangan kosong.ia mengambil satu serpihan gereja itu lalu menikam Jeff berulang-ulang,Jeff tertawa dengan kencang lalu melemparkan pisaunya hingga mengenai dada Liu,meninggalakn luka di dada Liu lalu melemparnya yang termegap-megap kehabisan napas,kedalam api.ia mendengar kata "BANGUNLAH"dari dalam kobaran api.....pikiran Liu mulai terbakar.....
Lalu penyelidikan di lakukan di gereja yang tebakar itu,seorang pria bernama Ron,yang tengah menyelidiki puing-puing gereja itu menemukan tubuh seorang anak laki-laki yang habis terbakar tapi tidak mati dan ia tampak ketakutan.ia memilik luka di wajahnya dan rambutnya berwarna coklat kemerah-merahan.anak itu mulai membuka matanya"het kawan,aku akan membawamu keluar"ia lalu menyingkirkan puing-puing gereja tersebut dari tubuhnya lalu meraih tangannya anak itu membuka matanya perlahan"HEY MOLLY!AKU MENEMUKAN SESEORANG DISINI!IA MASIH HIDUP"Molly adalah seorang wanita setengah baya"apa!kau bilang seseorang selamat""yeah..dan sekarang tolong aku..."Kata-katanya di potong anak itu"aku tidak butuh pertolongan!tapi kalian yang membutuhkannya""hah??"Ia berdiri.."Kau menghalangiku....jangan menghalangiku..
." "Hey kawan apa kau ba..."Lalu di lanjutkan dengan teriakan dan suara tawa setelah kamera yang mereka pegang terjatuh ketanah,lalu perlahan mulai tenang,lalu terdengar suara dalam malam itu "BANGUNLAH",lalu kamera tersebut mati.
Rekaman itu di temukan 3 tahun kemudia dalam puing-puing gereja tersebut,bersam
a dengan kepala dari dua orang dalam rekaman tersebut.tidak ada yang tau siapa yang membunuh mereka,ia tak menunjukan mukanya,pembunuhnya tak pernah di temukan....beberapa orang menatakan ia tak bisa di temuka,tapi aku katakan....AKU SANGAT MUDAH UNTUK DITEMUKAN....

Monday, 2 November 2015

Corpse Loli 3

Corpse Loli 03

Apakah anak kecil sepertiku seharusnya memiliki sesuatu yang dinamakan dosa?

Sebuah penyesalan tiada akhir yang selalu tersimpan di dalam hati?

Ahh mungkin...

Aku mungkin memang memiliki sesuatu yang dinamakan dosa...

Karena dosa itu...

Telah kumiliki begitu aku terlahir ke dunia ini...

Namaku adalah Candy, umurku mungkin sekarang adalah sepuluh tahun.

Aku tidak memiliki ingatan apapun dalam diriku, hanya saja...

Aku hanya ingat kalau selama ini aku terus berjalan...

Terus berjalan tanpa arah dan tidak pernah tahu dimanakah aku akan berhenti...

Tanpa mengetahui kemanakah aku akan pergi...

Bahkan tak mengetahui di manakah nanti aku akan berhenti...

Semua hal yang kutahu hanyalah bahwa aku harus terus berjalan, tak peduli meskipun siang telah berganti malam, ataupun musim semi telah berganti menjadi musim dingin.

Sampai kemudian...

Aku terjatuh di atas sebuah tanah berlumpur dengan kotoran-kotoran menjijikkan, dan diselimuti bau memuakkan yang tak menyenangkan.

Saat itulah aku menyadari suatu hal...

Bahwa aku tak memiliki alasan apapun untuk terus berjalan...

Bahkan aku tak memiliki alasan apapun untuk terus hidup...

Kupejamkan mataku, membiarkan lumpur itu menenggelamkanku dalam sebuah mimpi buruk lain yang mungkin lebih baik daripada mimpi burukku yang sekarang.

Namun sayangnya, aku ternyata terbangun di sebuah mimpi yang paling buruk diantara mimpi paling terburuk sekalipun.

Lumpur itu telah menenggelamkanku pada mimpi burukku yang terburuk.

Aku terbangun di atas sebuah kamar yang hangat, diatas tempat tidur kayu beralaskan kasur empuk, dan diselimuti kain lembut nan hangat.

Seorang gadis kecil yang seumuran denganku menyambutku. Ia memiliki wajah imut dengan rambut ekor kuda panjang. Warna piyama yang ia kenakan senada dengan piyama yang aku kenakan.

Nama gadis itu adalah Candice, ia memperkenalkan dirinya sebagai kakak perempuanku, dan itu berarti aku sekarang adalah adik perempuannya. Nama Candy yang kumiliki sekarang, adalah nama pemberian Candice, kakak perempuanku.

Candice dan aku tinggal di sebuah desa dengan peternakan kecil milik kakek. Kakak perempuanku yang aneh sangat senang memelihara anak-anak ayam dalam kardus yang dipasang bola lampu untuk menghangatkan mereka di waktu malam hari.

Kakakku sangat menyayangi anak-anak ayamnya, ia menamai ketiga anak ayamnya itu dengan nama Jack, Frost, dan Scrooge. Ia selalu mengajakku bermain bersama mereka, memberi makan mereka dan mengikuti kemanapun mereka berjalan, saat kami ada di halaman belakang

Selain memelihara anak ayam, kakakku sangat suka memasak kue, meskipun terkadang ia membakar kuenya, terlalu banyak menambah adonan, ataupun tanpa sengaja menghancurkan dapur nenek. Akan tetapi meskipun begitu, kakek dan nenek tak pernah satu kalipun memarahinya. Mereka juga bahkan memakan kue buatannya, tak peduli semengerikan apapun rasanya.

Namun hal itu bukanlah tanpa alasan, karena sebenarnya Kak Candice... Memiliki penyakit kronis yang tak pernah kuketahui nama penyakitnya.

Setiap seminggu sekali kakak harus pergi ke rumah sakit kota dengan menaiki mobil. Ia akan memasuki sebuah ruangan dimana tidak ada siapapun selain dokter yang boleh masuk. Selama beberapa jam aku menunggu bersama kakek, mendengarkan beliau bercerita tentang saat-saat Kak Candice masih kecil.

Entah sudah berapa kali aku mengantar Kak Candice ke rumah sakit, sepertinya sudah berpuluh-puluh minggu aku melakukannga, mengulangi rutinitas paling tidak kusukai dengan Kak Candice.

Kali terakhir kami pergi kesana adalah setelah Kak Candice memutuskan untuk menyembelih Jack, Frost, dan Scroogy yang sudah mulai tua. Kakek menyembelihkan mereka untuk kami, beliau berkata bahwa itu adalah hadiah karena kami telah merawatnya.

Aku berterima kasih kepada Kakek, meskipun aku benar-benar tidak mengerti, kenapa Kak Candice memakan mereka? Bukannya Kak Candice menyukai mereka?

Namun pertanyaanku tertahan selama beberapa saat karena aku dan kakak harus memakan Jack dan yang lainnya segera dalam kondisi hangat.

Baiklah, saatnya kembali pada cerita tentang mengantar kakak ke rumah sakit. Hal yang paling tidak kusukai dari rutinitas itu adalah wajah kakak setiap kali pulang. Wajahnya kosong seperi boneka beruang yang kehilangan mata kancingnya. Kedua matanya tak melihat ke arah manapun.

Namun meskipun begitu, aku tak pernah mencoba mengusiknya...

Hal itu...

Karena aku tahu alasan dibalik semua hal-hal mengerikan itu...

Tentang orang tua Kak Candice yang selalu membayar biaya pengobatannya tapi tak pernah sekalipun menjenguknya, tentang semua keputusasaannya sebelum kedatanganku, dan tentang kebenciannya kepada dunia...

Semua itu...

Mungkin hanya akulah yang paling mengetahuinya...

Tangisannya setiap malam setelah menelpon orangtuanya, isakan dan air matanya yang tumpah begitu saja diatas lantai.

Mungkin hanya akulah yang mengetahuinya...

Saat itulah, di hari terakhirku mengantarkan kakak pulang dari rumah sakit. Aku berjanji bahwa aku akan membuatnya tak akan pernah membuat wajah menyedihkan itu lagi.

Namun sayangnya... Janji itu tak pernah terwujudkan...

Sebuah truk pengangkut hasil pertanian menabrak mobil kami pada sabtu sore oranye yang menyedihkan itu. Mendorong mobil kami jatuh ke jurang dan meledak di dasarnya.

Ketika aku sadar, apa yang kulihat hanyalah asap, tubuhku yang terpotong menjadi dua, dan tubuhku yang kehilangan perut dan kaki. Sepertinya jok mobil yang empuk telah berubah menjadi mesin pelumat begitu ia jatuh dari bibir jurang.

Kulihat Kak Candice terkapar tak berdaya tak jauh dariku, kepalanya berdarah. Akan tetapi kelopak matanya bergerak selama beberapa saat. Sampai akhirnya ia terbangun melihatku.

Wajah Kak Candice saat itu...

Mungkin aku takkan pernah melupakannya, wajah shocknya lebih menakutkan daripada wajah putus asanya. Sepasang mata bulatnya melotot bagaikan akan meloncat keluar, bibirnya bergetar bagaikan tak mampu berbicara lagi, dan mendadak ia berubah menjadi gagap.

Kak Candice berteriak, aku tahu ia ingin menyentuhku, tapi ia terlalu takut. Entah bagaimana ia baik-baik saja, dan entah bagaimana aku kini masih bisa bergerak meski kurasakan pudding jeruk yang kumakan tadi pagi kini keluar melalui salah satu potongan ususku.

Begitu melihat keadaanku yang takkan bisa terselamatkan, Kak Candice terus berbicara tanpa henti sambil menangis. Ia terus menerus berkata tentang waktu hidupnya yang tinggal satu bulan, tentang bagaimana seharusnya ia berada di posisiku.

Mendengar semua hal itu membuatku menangis...

Seharusnya aku tidak mati...

Kalau kematianku membuat Kak Candice menangis...

Mungkin lebih baik kalau aku tidak mati...

Seharusnya aku tidak mati...

Tiba-tiba ketika hanya waktu yang tahu bagaimana akhir dari tragedi ini, sebuah kenangan terpanggil tanpa kuundang. Kenangan saat aku dan Kak Candice memakan ayam-ayam peliharaannya.

Waktu itu adalah jamuan makan, dan aku sangat ingat seperti baru saja terjadi. Waktu itu kakek dan nenek harus pergi keluar karena ada rapat tetua desa.

Aku akhirnya berhasil bertanya alasan kenapa Kakak memutuskan untuk menyembelih Jack dan yang lainnya. Waktu itu Kak Candice hanya berkata "Semua itu karena aku menyukai mereka". Kak Candice menganggap bahwa Jack, Frost, dan Scroogy telah menderita karena dilahirkan dengan karma yang salah.

Karena itulah untuk membebaskan mereka dari Karma itu, Kak Candice menyembelih mereka agar tugas mereka sebagai binatang ternak dapat terpenuhi.

Kenangan itu muncul disaat yang tidak tepat, diwaktu bersamaan tiba-tiba aku merasakan rasa lapar yang hebat. Kedua tanganku bergerak dengan kemauan mereka sendiri, Kak Candice terdiam, teriakannya menghilang diantara kepulan asap yang mulai membakar pepohonan di sekitar kami.

Aku memeluk Kak Candice, gigi dan bibirku bergerak tanpa kuperintahkan, menggigit leher dan bahu Kak Candice dengan rakus.

Namun anehnya Kak Candice hanya terdiam, ia tersenyum sambil mengelus kepalaku. Belum pernah aku melihatnya tersenyum seperti itu. Seakan-akan, setiap kebahagiaan yang diturunkan Mikail di muka bumi ini, tercurahkan hanya untuknya.

Tapi saat itu aku menangis, air mataku meleleh sambil terus mengunyah daging merah muda milik Kak Candice. Melihat air mataku itu, Kakak memelukku erat, berbisik sambil menguatkanku. Berkata kalau apa yang aku lakukan adalah bukti cintaku padanya, agar ia dapat terlepas dari penderitaannya.

Aku benar-benar tak mengerti jalan pikirannya, tetapi hal itu juga membuatku merasakan bahwa apa yang kulakukan adalah hal yang benar.

Iya... aku melakukan hal yang benar.

Dengan memakan Kak Candice, aku akan membuatnya menghabiskan semua sisa penderitaannya, dan disaat yang bersamaan, aku mempercepat kematiannya.

Mungkin hanya kematianlah yang dapat membuat Kak Candice mengakhiri mimpi buruknya,

Dengan kematiannya, Kak Candice takkan menunjukkan senyum kepalsuan itu lagi. Senyuman yang ia tunjukkan setiap ia berkata kalau dia baik-baik saja.

Darah Kak Candice mengalir membasahi tubuhku, terasa hangat. Berkebalikan dengan daging kulitnya yang dingin. Tak kusangka Kak Candice akan mati dengan secepat itu, akan tetapi biarlah. Orang-orang baik memang selalu mati dengan mudah.

Kurasakan ada yang berubah pada tubuhku, darahku yang berceceran bergerak masuk kembali pada perutku yang menganga. Darah-darah itu terasa panas dan mengeluarkan gelembung bagaikan air mendidih.

Setelah itu, dalam sekejap, daging dan tulangku mulai tumbuh kembali. Memanjang membentuk tulang ekor, dan membulat membentuk perut dan pinggulku. Setelah kaki-kakiku selesai terbentuk, aku segera mencari pakaian ganti di dalam tas Kak Candice. Beruntung sekali ia memiliki ukuran tubuh yang tak jauh berbeda denganku.

Untuk terakhir kali kulihat mayat Kak Candice, seluruh daging pada batang tubuhnya telah habis kumakan, organ tubuh yang terlindung tulang kini masih utuh. Kuambil tas Kak Candice, lalu mengambil kenang-kenangan terakhir untuk mengingatkanku pada kakak.

Setelah itu kututupi sisa tubuh Kak Candice dengan dedaunan kering. Aku sudah melakukan tugasku, kini tinggal menyerahkannya kepada para serangga untuk menyucikan tubuhnya kembali.

Agar ia bisa kembali sang ibu...

Ibu umat manusia yang sebenarnya...

Ibu yang melahirkan manusia dari bagian tubuhnya, yang memberi makan manusia dengan tubuhnya...

Sang ibu dunia... Pertiwi... Gaia...

Aku telah benar-benar terbangun dari mimpi buruk terburukku...

Yakni memimpikan bahwa perjalananku telah berakhir dan aku memiliki sesuatu yang dinamakan keluarga...

Malam itu aku tertidur, aku merasa benar-benar lelah. Kenyataan ternyata lebih melelahkan dari perjalananku.

Ada banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan pada Rivail...

Ahh tidak, Papa Rivail...

Meskipun ia merasa jengah dengan panggilan itu, tapi aku harus memanggilnya dengan sebutan Papa. Karena itulah yang harusnya kulakukan.

Kulihat samar-samar ia berdiri membelakangiku...

Terdengar suara berbisik dari seseorang yang berbicara dengannya lewat telepon.

"Bagaimana Papa? Kau sudah menemukan Cannibal Loli?"

Ahh tidak, aku kehilangan kesadaranku...

Apa yang Papa Rivail katakan?

"Senang sekali bisa menemukan adik perempuanku kembali..."

Suara seorang gadis? Apakah yang menelpon Papa Rivail adalah temannya?

"Jangan khawatir Papa...

Sebentar lagi...

Sebentar lagu aku akan membawa pulang Mama..."

Telepon ditutup, Papa memasukkan Handphonenya ke sakunya, kesadaranku pupus, hal yang terakhir kulihat adalah elusan tangan Papa dan senyumannya...

Terasa... Hangat sekali